Kota Balikpapan

Yanny Kojongian Nakhoda Baru Wakor Maesa Balikpapan, Terpilih Secara Demokratis di Aula Rumah Jabatan Wawali

1090
×

Yanny Kojongian Nakhoda Baru Wakor Maesa Balikpapan, Terpilih Secara Demokratis di Aula Rumah Jabatan Wawali

Share this article
Para penasehat Wakor Maesa Balikpapan dan perwakilan PK berfoto bersama usai pemilihan ketua umum di Aula Rumah Jabatan Wakil Wali Kota Balikpapan, Jalan ARS Muhammad, pada Minggu (25/08/2024) siang.

BALIKPAPAN,suarabalikpapan.com-Warga kawanua yang tergabung dalam Wadah Koordinasi (Wakor) Maesa Kota Balikpapan melakukan pemilihan ketua umum di Aula Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Wali Kota (Wawali) Balikpapan, Jalan ARS Muhammad, pada Minggu (25/08/2024) siang.
Sebelum dilakukan pemungutan suara beberapa perwakilan perkumpulan kekeluargaan (PK) sempat mempertanyakan mekanisme pemilihan karena berbeda dengan tata cara pemilihan ketua pada sejumlah organisasi, di antaranya, mempertanyakan proses penjaringan calon ketua, mempertanyakan laporan pertanggungjawaban (LPj) pengurus selama lima tahun, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi, tata tertib pemilihan calon ketua serta tidak hadirnya calon ketua dalam proses pemilihan sehingga dikhawatirkan ketua terpilih tidak bersedia menjalankan tugasnya. Mereka yang mempertanyakan hal itu di antaranya Marvil Karamoy PK Tourano, Jenry Mongkaren PK Kumelembuai serta Pelmy Siwu PK Mopolo.
Menurut Penasehat Wakor Maesa dr Arnold Wayong bahwa proses penjaringan dan pemilihan Ketua Wakor Maesa Balikpapan sangat sederhana dan tidak rumit sehingga berbeda dengan organisasi lainya.
“Dari dulu sudah begini cara pemilihan Ketua Wakor Maesa yaitu setiap PK mengusulkan nama, kemudian penasehat menetapkan siapa saja calon yang layak dipilih, lalu setiap perwakilan PK melakukan pemilihan ketua. Jadi pemilihannya simple dan cepat,” kata Arnold Wayong.
Terkait calon ketua yang tidak hadir dalam proses pemilihan, menurut Arnold, sudah dikonfirmasi penasehat dan mereka bersedia.
Hal senada diungkapkan Penasehat Wakor Maesa yang juga mantan anggota DPRD Balikpapan Yopi Nelwan, menurutnya Ketua Wakor Maesa Balikpapan sebelumnya tidak dilakukan pemilihan tetapi justru dilakukan penunjukan langsung.
“Jadi pada awal Wakor Maesa berdiri ketuanya cuman main tunjuk. Nggak ada pemilihan seperti ini,” kata Yopi.
Sementara itu, mantan Ketua Wakor Maesa Balikpapan Freddy Nelwan, mengatakan mekanisme pemilihan Ketua Wakor Maesa Balikpapan memang sudah seperti ini.
“Kami punya AD/ART. Ya mungkin kedepan tata cara pemilihan mau dirubah silakan saja, asalkan ada kesepakatan bersama,” ujar Freddy.
Setelah perdebatan cukup panjang akhirnya para penasehat dan perwakilan PK sepakat proses pemilihan menggunakan mekanisme seperti dulu yaitu memilih calon ketua yang telah disepakati penasehat dan perwakilan PK.
Proses pemilihan sudah sesuai kuorum karena dari 60 lebih PK yang tergabung di Wakor Maesa sebanyak 38 PK yang berpartisipasi dalam pemilihan kali ini. Hasil pemungutan suara Yanny Kojongian memperoleh 29 suara, Don Roy Rengkung 8 suara dan Heince Tumewu 1 suara. Dengan hasil ini Yanny Kojongian dari PK Sawangan terpilih sebagai Ketua Umum Wakor Maesa Kota Balikpapan periode 2024-2029.
Usai pemilihan Yanny Kojongian langsung dihubungi lewat ponsel oleh Freddy Nelwan untuk disampaikan bahwa beliau terpilih sebagai Ketua Wakor Maesa Balikpapan yang baru.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya siap mensuport Wakor Maesa. Nanti kita akan mengadakan rapat supaya organisasi ini tetap berjalan dengan baik. Saya sudah diskusikan hal ini dengan keluarga terutama istri. Terima kasih sudah mempercayakan saya sebagai ketua,” ujar Yani lewat ponsel.
Sekadar diketahui Wakor Maesa merupakan organisasi kawanua cukup bergengsi di Balikpapan yang memiliki massa atau anggota cukup besar yang menaungi kurang lebih 60 PK.
“Hampir semua Wali Kota Balikpapan hingga Gubernur Kaltim tau tentang Wakor Maesa. Jadi Wakor Maesa ini organisasi besar,” kata mantan Ketua Wakor Maesa dr Balerina.
Beberapa perwakilan PK berharap Wakor Maesa kedepan eksis kembali seperti dulu guna mengangkat budaya-budaya Minahasa yang mulai tidak diketahui oleh anak-anak muda Minahasa saat ini yang tekah terpengaruh teknologi dan budaya modern.
“Anak-anak muda sekarang so nintau apa itu budaya mapalus (gotong-royong), maengket, kabasaran, musik kolintang serta budaya-budaya seni dan sopan santun. Torang aja dulu ndak boleh makang tapisah-pisah harus sama-sama duduk di meja lalu berdoa makang rame-rame deng orang tua. Pokoknya sopan dan sangat menghargai orang tua. Mungkin ini PR bagi Wakor Maesa untuk mengingatkan kembali budaya-budaya orang Minahasa ini kepada anak-anak muda sekarang,” ujar Yopi Nelwan.(sb-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *