Kota Balikpapan

Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Pemkot Balikpapan Luncurkan Integrasi Layanan Primer

79
×

Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Pemkot Balikpapan Luncurkan Integrasi Layanan Primer

Share this article
Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Neny Dwi Winahyu mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud berfoto bersama di sela-sela Kick off ILP Kota Balikpapan 2024 di Hotel Four Point Balikpapan, pada Jumat (27/7/2024).

BALIKPAPAN,suarabalikpapan.com-Pemkot Balikpapan melakukan Kick off Integrasi Layanan Primer (ILP) Kota Balikpapan 2024 di Hotel Four Point Balikpapan, pada Jumat (27/7/2024).
Acara ini dihadiri Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat.
Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Neny Dwi Winahyu mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud dalam sambutannya mengatakan, bahwa transformasi sistem kesehatan adalah prioritas utama Kementerian Kesehatan. Fokus transformasi ini adalah layanan primer yang bertujuan mengatasi tantangan indikator kesehatan nasional dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Balikpapan berkomitmen meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui integrasi layanan primer,” ujarnya.
ILP mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan ILP, diharapkan akses pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah terpencil.
Selain itu, diluncurkan juga Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK) untuk memudahkan akses dan pengelolaan data kesehatan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan bertekad menjalankan transformasi sistem kesehatan Indonesia melalui enam pilar.
Salah satu pilar utamanya adalah transformasi layanan primer, yang bertujuan mengatasi berbagai tantangan kesehatan, termasuk rendahnya pelayanan antenatal care dan cakupan imunisasi, serta tingginya kematian ibu akibat perdarahan.
Transformasi layanan primer difokuskan pada peningkatan layanan promotif dan preventif, seperti deteksi dini, promosi kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan penguatan manajemen di seluruh pelayanan primer.
Di tingkat kelurahan, dirancang model integrasi yang melibatkan struktur pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan, termasuk posyandu.
Namun, keterlibatan masyarakat Balikpapan dalam kunjungan ke posyandu masih rendah, menyebabkan angka stunting meningkat dari 19,6% menjadi 21,6%.
Alwiati mengungkapkan, “Posyandu bukan hanya urusan dinas kesehatan, tetapi juga seluruh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dan upaya dari OPD sangat diperlukan untuk meningkatkan kunjungan ke posyandu,” katanya.
Untuk mewujudkan posyandu prima di Balikpapan, dibutuhkan upaya besar dari berbagai pihak. Saat ini terdapat 1688 posyandu di kota ini.
“Kami akan terus memperkuat kader-kader posyandu untuk mewujudkan integrasi layanan primer,” kata Alwiati.
Sebagai langkah awal, Puskesmas Karang Joang dan Puskesmas Kariangau dipilih sebagai percontohan implementasi integrasi pelayanan primer.
“Kami akan fokus menyelesaikan percontohan ini sebelum menerapkannya ke Puskesmas lainnya,” tandasnya.(sb-02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *